Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seringkali
dirayakan dengan beragam lomba yang diadakan oleh masyarakat. Namun, terdapat
juga kuliner-kuliner khas daerah yang turut muncul. Sebut saja seperti bubur
merah putih.
Momen kemerdekaan tersebut juga amat terasa di Kota
Venisia dari Timur. Di Palembang sendiri, terdapat satu makanan khas daerah
yang amat jarang untuk ditemui namun pada saat momen kemerdekaan, telur ini
banyak muncul di jalan protokol palembang.
Kira-kira ada yang bisa tebak?
Yap Benar sekali. Makanan tersebut bernama Telok Ukan.
Kuliner Kemerdekaan
Sesuai namanya, Telok Ukan adalah hidangan khas
Sumatera Selatan yang terbuat dari telur. Telok dalam bahasa Palembang berarti
telur. Telok ukan masuk menjadi salah satu eksotika budaya sriwijaya dan
menjadi kuliner incaran tak hanya bagi wisatawan namun juga bagi warga
Palembang itu sendiri.
Pertama kali mengenal telok ukan, aku kira itu adalah
telur biasa. Namun ternyata telok ukan bukan hanya tentang telur. Telok ukan
memang biasa dibuat dengan menggunakan telur bebek. Telur ukan memang sekilas
memiliki tampilan seperti telur asin bebek. Hanya saja satu yang membedakannya
adalah sekat gabus yang menghiasi ujung atas telur tersebut yang menyumpal isi
di dalamnya.
Telok ukan terbuat dari telur bebek yang dipecahkan
ujung cangkangnya kemudian dikeluarkan dalam wadah. Setelah itu, telur tersebut
dicampurkan dengan beragam bumbu seperti santan, pandan, garam, hingga daun
sirih. Setelah tercampur rata, isian ini dimasukkan kembali ke dalam cangkang
telur kemudian disumbat dengan gabus lalu dikukus. Dan voila, telok ukan bisa
langsung disantap setelah makan.
Berbeda dengan jenis kue tradisional lainnya, Telok
Ukan memiliki cita rasa yang cenderung gurih. Rasa gurih didapat dari
penambahan santan dan garam. Akan tetapi terdapat sedikit hint manis dan aroma
khas pandan yang berbaur ketika disantap. Yang paling membuat enak menurutku
adalah rasanya yang tidak seperti menyantap telur. Paduan bumbunya pas di lidah
masyarakat Palembang sehingga dapat jadi kudapat untuk sekadar nongkrong minum
kopi atau teh menjelang sore hari.
Dari Telok Bukan?
Dari namanya sendiri, telok ukan memiliki filosofi.
Nama telok ukan secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Palembang yang berarti
Telok Bukan? Pelafalan ini diyakini berasal dari pendatang yang mempertanyakan
kuliner ini apakah telur ataukah bukan. Semakin lama sebutan ini semakin
melekat di benak masyarakat Sumatera Selatan.
Kuliner ini memang terkenal sebagai kuliner legendaris
yang hanya ada di sekitaran bulan Agustus menjelang kemerdekaan Indonesia.
Biasanya telok ukan dapat ditemui di sepanjang Jalan Merdeka bersamaan dengan
telor pindang dan telor merah. Namun, jika beruntung, kamu juga bisa menemukan
telok ukan di sekitaran Pasar 16 Ilir atau dekat Pasar 26 Ilir.
Biasanya, Telok Ukan dapat langsung disantap dengan
mengupas cangkang dan sekat gabus yang ada di ujungnya. Namun, beberapa orang
menyarankan untuk memakan Telok Ukan dengan ketan –mirip lemper yang dibakar.
Sensasi gurih, manis, dicampur dengan ketan yang juga gurih menimbulkan sensasi
makanan yang tak hanya mengenyangkan namun juga lezat dan enak.
Mengenai kuliner khas Palembang, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan pun menjamin bahwa kuliner Sumatera Selatan
dapat turun menurun dilestarikan dalam beragam peraturan daerah yang dibuat. DPRD
Provinsi Sumatera Selatan selalu menjadi garda terdepan untuk melestarikan
eksotika budaya sriwijaya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar