Pernah nggak kalian berada dalam satu keadaan layaknya peribahasa: hidup enggan mati pun tak mau? Keadaan di saat kalian telah melakukan sesuatu sekuat tenaga kalian namun tak ada hasil yang kalian dapatkan. Di saat kalian berharap ada seberkas cahaya di ujung jalan kalian namun yang kalian dapatkan hanya berjalan sendirian di lorong pekat dan pengap yang ujungnya samar.
Di situasi yang seperti itu semua tampaknya serba salah. Ada banyak rasa kecewa yang hinggap di dada. Kecewa terhadap situasi yang tidak tepat, timing yang tidak pas, atau bahkan kepada manusia yang ikut terlibat. Pastinya perasaan jadi tak keruan. Di sanalah kita merasa terasing di tengah keramaian. Dan pada akhirnya mempertanyakan satu-satunya pertanyaan yang ada: apakah sudah saatnya kita menyerah lalu move on begitu saja?
Di situasi yang seperti itu semua tampaknya serba salah. Ada banyak rasa kecewa yang hinggap di dada. Kecewa terhadap situasi yang tidak tepat, timing yang tidak pas, atau bahkan kepada manusia yang ikut terlibat. Pastinya perasaan jadi tak keruan. Di sanalah kita merasa terasing di tengah keramaian. Dan pada akhirnya mempertanyakan satu-satunya pertanyaan yang ada: apakah sudah saatnya kita menyerah lalu move on begitu saja?
Mungkin perasaan inilah yang menghinggapi Kun Saraswati. Nama ini terdengar asing di telinga. Ya, dara berusia 21 tahun ini bisa dibilang baru menjejaki dunia musik tanah air. Meski begitu, musik sudah jadi bagian dari hidupnya selama ini. Sedari berumur tiga tahun, ia mulai menunjukkan bakat bernyanyi. Melihat bakat musikalitasnya, dari umur lima tahun, Kun Saraswati sudah mengambil pelajaran piano klasik. Tak hanya itu, ia juga mengasah kemampuan bermain gitarnya secara otodidak.
Di umur yang ke
delapan belas, Kun Saraswati
diterima di Universitas Pelita Harapan Fakultas Seni Musik. Ini adalah langkah
awal baginya untuk memulai karir musik secara profesional. Kun Saraswati pun mulai menulis
lagu. Inspirasinya Diana Krall, musisi jazz asal Kanada dengan seabrek penghargaan. Dan setelah tiga tahun berlalu,
saat ini, ia siap serius berkarir di belantika musik Indonesia. Dengan semangat
“I Love What I Do And I Do What I Love”, Kun Saraswati pun mulai merilis lagu.
Tanggal 4 Oktober 2019
ditandai sebagai jejak pertama Kun Saraswati. DONE dipilih sebagai judul lagu Kun Saraswati yang
menceritakan kegelisahannya saat dikecewakan oleh orang-orang sekitarnya. Dan
berawal dari kegelisahan itulah, lagu ini ditulis pertengahan tahun 2016 lalu.
Namun, untuk menjadikannya sebuah lagu utuh, butuh waktu yang tidak sedikit.
Barulah Agustus 2019 lalu, lagu Kun
Saraswati ini rampung.
Sejujurnya, ketika
pertama kali akan mendengarkan lagu ini aku sedikit skeptis. Apalagi selera
musikku yang sama sekali nggak seperti orang kebanyakan. Tidak ada satu tipe
musik yang kusuka. Aku lebih menekankan pada lirik musiknya. Bagiku, sebuah
lagu entah lagu Indonesia atau negara lain haruslah pandai bercerita.
Lewat lirik-liriknya, sebuah lagu dapat menyampaikan perasaan yang dibawa oleh penyanyinya.
Dan ketika mendengarkan lagu Kun
Saraswati ini, aku tertohok.
Take
me with you.
Or let me be with you.
But if we knew.
I’m trynna forget you.
Baru awalnya saja, lirik musik Kun Saraswati ini udah
bikin merinding. Tipe-tipe musik yang adem dan nggak heboh emang cocok banget
bagiku. Iringan biola pada awal lagu membuat kesan sakral dengan iringan
instrumen yang minim. Saat memasuki bait pun, petikan gitar jadi lebih dominan.
What
did I do.
I’m feeling so pale blue.
This felt so true.
But how about you.
Memasuki bait ke dua lagu Kun Saraswati, musik menjadi lebih
intens dengan tambahan petikan biola yang mengalir lembut. Yang kusuka dari
bait ini adalah penggunaan frase so pale
blue. Banyak lagu Indonesia yang
berlirik bahasa Inggris yang bertipe seperti ini lebih memilih penggunaan lirik
yang minim frase yang terkesan puitis namun tetap enak dilafalkan.
The sky starts raining.
But my heart keeps tracing.
The storms are raging.
But my heart keeps falling.
Prechorus yang dikasih
juga jadi jembatan yang pas. Dengan tempo yang lebih lambat masih dengan alunan
biola dan gitar terasa syahdu di telinga. Apalagi permainan rima yang menurutku
brilian. Kun Saraswati mampu membawa iringan lagu ke klimaks.
I’m clinging on to you.
Just tell me it’s not true.
The violets are not blue.
I’m clinging on to you.
Just tell me it’s not true.
And there is no I love you.
Ada satu kalimat yang
kusuka dari reff ini: “The violet are
not blue”. Kalimat ini seringkali dipakai dari ungkapan puisi lama ‘Roses are
red. Violet are blue’. Puisi ini adalah puisi romantis yang biasa digunakan
untuk merayu pasangan. Namun di lirik lagu Kun Saraswati ini, metafora itu seakan
diberi arti kontradiksi dengan kesan menyayat hari. Hal ini diperjelas dengan
bait-bait lirik reff. Jarang kan lagu Indonesia yang memakai rima
seperti ini?
I’m broken in two,
I’m drowning in deep blue.
My feelings for you
Has drowned with me too.
Verse kedua lagu ini
makin dibuat intens dengan tambahan instrumen drum yang terdengar di belakang.
Hal ini membuat ritmenya nggak monoton di telinga. Keberadaan ritme yang
seperti ini juga berlanjut ke modulasi reff
kedua.
What I’m gonna do?
Tell me what I’m gonna do?
Bridge
lagu ini jadi jembatan yang pas untuk mencapai klimaks lagu. Dengan melodi yang
semakin banyak dipakai menambah kesan suspens
ke reff akhir lagu, apalagi
dengan sentuhan doubling yang tipis.
But if we knew.
I’m done with you.
Judul lagu Kun Saraswati
berada di akhir lagu dan menutup keseluruhan lagunya yang apik. Sederhana namun
membekas. Setelah dibawa dengan tempo cepat di pertengahan, penutup yang manis
dengan hanya petikan gitar dan vokal Kun Saraswati.
Secara garis besar aku
menyukai lagu ini. Kun Saraswati mampu menyejukkan industri musik tanah air. Meski
lirik yang ada adalah bahasa Inggris, namun ini tetap lagu Indonesia karya anak
bangsa. Aku membayangkan mendengar lagu ini malam-malam lewat radio sebagai
pengantar tidur atau duduk menikmati kopi senja.
Lirik musik Kun Saraswati yang puitis sangat cocok
dinikmati sembari menutup mata dan membayangkan segala hal yang terjadi. Senada
dengan yang kurasakan ketika mendengar lagu ini, Kun Saraswati ingin
menyampaikan pesan untuk berkata ‘cukup’. Saat kita berada dalam keadaan yang
tidak baik, jangan takut untuk menyudahi. Dalam hal apapun. Meski pada
kenyataannya itu sulit untuk dilakukan, yang harus kita ingat, mempertahankan
hal yang tidak baik pasti membawa yang tidak baik juga bagi kita.
Kadang kita takut
untuk menyudahi dan berkata semua akan baik-baik saja, akan tetapi kadang
kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Jadi, saat kita bilang ‘cukup’, pasti
kita akan sedih. Rasa lain ikut hadir. Yang terpenting adalah bangkit lalu
semangat memulai yang baru. Di lirik lagu Kun Saraswati terakhir, ia
menyampaikan perpisahannya setelah berkontemplasi lama. Ketika pelafalan ‘done’
sesuai dengan judul lagu Kun Saraswati membuat kesan ia cukup menghadapi itu
semua. Dan menurutku, itu adalah anthem
yang sangat cocok untuk orang-orang yang akan move on.
Nah, lagu dari Kun Saraswati ini bisa
kalian dengarkan mulai 4 Oktober 2019
di berbagai streaming platform
seperti Spotify, Joox, dan iTunes. Tak lupa ada video liriknya pula di media
platform youtube! Sila ditengok! Dijamin baper!
Cheers!
Wah segera belangganan si spotify nih. Cuss denger kun saraswati
BalasHapusSiapanya Isyana Saraswati nih, Bim?
BalasHapusWah langsung melipir deh pengen dengerin lagunya. Dari liriknya aku cukup sukaaa.
BalasHapusWihhhh.. Kok bikin melted dengerin lagu ini..
BalasHapussimple but deep meaning.
BalasHapus😍😍
Sukaaa 😍
BalasHapusjadi penasaran pengen denger suara tak biasanya Kun Saraswati
BalasHapus