Ke.pu.nan (n) /bahasa Palembang/
Ingin sekali sesuatu sampai kepikiran terus.
Pernah nggak sih
ngerasain pengin banget melakukan sesuatu sampai terus teringat-ingat? Efeknya bila
nggak terpenuhi itu jadi bikin susah tidur. Kalau di daerahku, Palembang,
keadaan seperti itu dinamakan kepunan.
Hal inilah yang terjadi padaku baru-baru ini. Bermula dari seorang kawan, Ndy,
yang tiba-tiba update sesuatu di lini
masa media sosialnya, aku jadi kepunan.
Saat itu kami berdua
sedang berada di jalan menuju rumah ketika tiba-tiba ia berbicara tentang
makanan Jepang. Sebagai dua orang yang fanatik dengan makanan Negeri Sakura,
kami mengurutkan daftar makanan yang kami suka beserta restoran-restoran
rekomendasi. Di Palembang sendiri kebanyakan makanan Jepang yang kami temui
adalah restoran sushi. Beberapa lagi mi ramen yang beraneka jenis. Nah, di
sanalah Ndy kemudian menyebutkan satu restoran lagi yang buatku bergidik:
HokBen.
Nama itu bangkit lagi
di ingatan ketika terkubur cukup dalam. Bisa dibilang, hubunganku dengan HokBen
adalah hubungan yang unik. Ibarat pepatah, layu sebelum berkembang. Pertemuan
pertama yang cukup berkesan namun tidak dapat mengenal lebih dalam. Terkesan berlebihan
memang, namun itulah kenyataannya.
Kala itu, aku
berkesempatan untuk menonton pembukaan Asian Games 2018 lalu di Jakarta.
Setelah euforia bahagia menyaksikan pembukaan, aku beserta rombongan yang
terdiri dari bloger dari seluruh Indonesia kembali ke hotel. Aku masih ingat,
saat itu pukul 10 malam, dengan suara yang habis berteriak dan badan lunglai,
kami masuk ke dalam bis. Sepanjang perjalanan menuju hotel, kami tertunduk
lesu. Cacing-cacing di perut sudah konser meminta asupan.
Setibanya di hotel,
ada tumpukan kotak berwarna merah-oranye yang langsung menarik perhatian. Melihat
kami turun dari dalam bis, mereka dengan sigap membagikan kami satu per satu
kotak itu. Dari celah plastik yang terbuka, aku dapat melihat sebuah logo dua
anak kecil dengan tulisan jelas di bawahnya: HokBen. Ada rasa senang yang
menjalar seketika itu pula. Sepanjang seperempat abad aku hidup, itu adalah
kali pertama aku melihat produk HokBen secara langsung di depan mata. Ya, itu
adalah kali pertama. Selama ini, aku hanya bisa mendengar dari orang-orang. Saat
ke Ibukota pun, aku selalu tidak sempat untuk mencoba. Jadilah, dengan langkah
besar aku langsung mengambil dan menuju hotel. Rasa lelah setelah
jingkrak-jingkrak tadi mendadak hilang, digantikan rasa excited untuk makan.
Namun, semesta kadang
memang suka bercanda. Di depan lorong kamar, di satu meja yang ada, aku perlahan
membuka bungkusan kota HokBen tadi. Dan ternyata di dalamnya hanya ada nasi dan
salad! Tanpa ada lauk satu pun! Aku pun terduduk lesu. Angan untuk menyantap
makanan ini langsung pudar begitu saja. Rasanya seperti patah hati. Sesuatu yang
ada di depan mata ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Untunglah, ada satu
temanku yang baik memberikan makanan kotaknya padaku. Ia bilang bahwa ia tidak
menginap di hotel dan mempersilakanku untuk mengambil makanannya.
Dan di situlah aku
merasa aku menemukan semua yang kucari. Kombinasi makanan Jepang, rasa lapar,
dan malam yang melelahkan ditutup dengan sajian lezat dari sebuah kotak makan
yang hangat. Itulah kali pertamaku bertemu HokBen. Dan setiap ada pertemuan,
selalu ada perpisahan, bukan? Sensasi yang kurasakan saat itu, bahkan sampai
Ndy menyebutkannya lagi belum pernah tercicip kembali. Ya, di Palembang HokBen
belum ada. Jadilah selepas perjalanan dengan Ndy aku kepunan. Satu pertanyaan besar mampir di kepala. KAPAN SIH HOKBEN
ADA DI PALEMBANG?
Sebulan dari
pertemuanku dan Ndy, aku mendapat sebuah kabar yang mengejutkan; HokBen hadir
di Palembang! Tak ingin terjebak hoaks, aku memastikan kebenarannya lewat lini
masa serta teman-teman lain yang memang terdepan tentang kuliner di Palembang.
Dan ternyata benar: HokBen memang akan datang ke Palembang! Akhirnya, setelah
sekian lama menunggu panjang, restoran makanan Jepang cepat saji ini akan ada
di kotaku tercinta. Aku bisa mencicipi kembali sensasi masakan Jepang yang
kurasakan dulu kala.
Bak durian runtuh,
satu kabar mengejutkan lagi mampir. Dari Bicik Tika, aku diajak untuk
menghadiri langsung peluncuran HokBen ini bersama para bloger Palembang. Keren
bukan? Jadilah, hari itu Jumat (30/08/2019), aku sudah menyiapkan diri. Tepat
pukul 10, aku sudah berada di tempat yang dijanjikan. HokBen Palembang berada
di Palembang Iconlantai 2, bersebelahan langsung dengan eskalator. Tempatnya yang
strategis membuat situasi pada saat aku sampai itu sudah penuh dengan orang
yang mengantre.
Lokasi HokBen yang strategis mudah dijangkau. (Dok. Pribadi)
HokBen adalah makanan
Jepang cepat saji yang pertama didirikan pada 18 April 1985 di Kebon Kacang,
Jakarta. Ibu Irma dari HokBen menjelaskan bahwa mulanya Pak Hendra Arifin
terinspirasi dari nasi kotak Jepang yaitu bento yang biasa jadi andalan para
pekerja kantoran. Lewat PT. Eka Bogainti, HokBen yang dulu bernama Hoka-Hoka
Bento mulai beroperasi. Target pasarnya juga sama: para pelajar dan pekerja
kantoran di sekitar Kebon Kacang. Namun melihat pesatnya pertumbuhan Jakarta
pada waktu itu kebutuhan akan makanan cepat saji dan praktis dilirik sebagai
potensi bisnis yang menjanjikan. Untuk itulah, restoran cepat saji makanan
Jepang ini dikembangkan.
Ibu Irma menjelaskan sejarah HokBen dari dulu hingga sekarang. (Dok. Pribadi)
Pada tahun 2013, nama
Hoka-Hoka Bento kemudian dicetuskan ulang menjadi HokBen. Hal ini melihat bahwa
para pelanggan setia HokBen memanggil tempat ini dengan sebutan seperti itu. Dengan
maskot yang sama yaitu Taro, si anak laki-laki yang hobi bermain dan Hanako, si
anak perempuan yang suka belajar membuat HokBen semakin melesat ke tangga
Industri makanan. Lisensi halal pun diraih. Tak lebih dari 153 gerai sudah
tersebar di kebanyakan pulau jawa. Dan kini, di gerai ke 154, HokBen membuka
gerai kedua di Sumatera yaitu Palembang!
HokBen Palembang mengambil
tempat di mal yang tepat berada di pusat kota pempek, Palembang Icon. DI lantai dua, area seluas 230
m2 disulap menjadi jajaran bangku dan meja dengan aksen oranye yang
menyala. Area ini setidaknya mampu menampung hingga 131 kursi. Hal yang paling menonjol adalah aksen pattern khas HokBen yang memenuhi dinding kaca hingga peralatan makan. Pola ini merepresentasi HokBen sebagai restoran keluarga dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi untuk kepuasan pelanggan. Palembang dipilih
sebab kecintaan masyarakat terhadap brand
ini yang besar dan terus meminta HokBen agar hadir di kota ini. Dan HokBen
akhirnya menjawab. Di area ini pula fasilitasnya itu lumayan. Ada colokan
listrik di bangku-bangku panjangnya yang dapat dipakai oleh milenials yang gak bisa lepas dari gawai
dan wastafel buat sekadar cuci tangan. Top deh! Dengan beragam fasilitas yang
seperti itu, ini menandakan bahwa HokBen memang peduli menjadikan gerainya
sebagai restoran yang nyaman bagi semua orang.
Antrean yang mulai mengular. (Dok. Pribadi)
Sampai ke luar! (Dok. Pribadi)
Colokan is lyfe. (Dok. Pribadi)
Akhirnya setelah
menunggu sekian lama, aku bisa mencicipi HokBen kembali! Kayak ketemu pacar
lama yang udah LDR bertahun-tahun. Rasanya itu sukar banget diungkapkan dengan
kata-kata. Selepas salat Jumat, aku dan teman-teman bloger lain diberikan
kesempatan untuk langsung mencicipi. Yippie! Di tengah barisan panjang yang
mengular, kami pun ikut mengantre. Butuh waktu lebih dari satu jam hingga bisa
sampai ke depan kaunter pemesanan. Seperti biasa, kita mengambil tatakan
terlebih dahulu lalu bilang kepada petugas yang ada di belakang meja konter. Beragam
lauk khas Jepang sudah memanjakan mata sebab tersaji di balik kaca bening di meja
pemesanan dan bikin ngiler!
Pegawai HokBen sigap menerima pesanan. (Dok. Pribadi)
Serius memilah porsi. (Dok. Pribadi)
Memberi pasti tanpa berkurang sedikitpun. (Dok. Pribadi)
Ada banyak menu yang
tertera mulai dari Simple Set, Special
Bento, Soup, Side Dish, hingga Dessert.
Ada pula paket khusus anak-anak yang berhadia mainan kereta shinkansen. Nah,
aku dan teman-teman lalu memesan hampir semua menu yang ada di sana. dan
setelah mencicipi, melihat dengan saksama, menimbang dengan sungguh-sungguh,
akhirnya aku memutuskan inilah lima menu rekomendasi yang lemak di HokBen Palembang yang mesti banget kamu coba jika ke sini.
Menu-menu ini disesuaikan dengan lidahku, ya.
1. Beef Teriyaki
Teriyaki atau
Yakiniku? Biasanya orang-orang bakalan bimbang dengan dua rasa daging sapi
spesial HokBen. Biasanya, petugas yang menerima pesanan akan memberikan kita
penawaran: bila ingin gurih maka yakiniku sedangkan bila ingin daging yang
manis maka pilih teriyaki. Aku berkesempatan untuk mencicipi dua menu ini dan
aku bisa bilang teriyaki HokBen is one of
the best teriyaki yang pernah kumakan. Biasanya saus teriyaki pada daging
terlalu menonjol. Namun nggak dengan yang satu ini. daging yang masih lembut
dengan tekstur serat yang haus ditambah saus kecap teriyaki yang tidak terlalu
manis jadi kombinasi yang lezat. Tambahan irisan bawang bombay semakin
memperkaya sensasi umami yang ada di lidah. Belum lagi porsinya yang banyaaaaaak!
Bikin kenyang!
Look at my baby! (Dok. Pribadi)
Paket Teriyaki yang kupesan! Bikin ngiler! (Dok. Pribadi)
2. Ekkado
Bila mencari kata
ekkado di kamus Jepang, maka kita tidak akan menemui artinya. Jadi ekkado ini
adalah menu khas yang dibuat oleh HokBen sendiri. Terdiri atas telur puyuh yang
dibalut daging dan semacam kulit pangsit garing ini jadi sesuatu yang unik dan
enak. Pertama kali gigit, garing dari kulit luarnya langsung menonjok sel-sel
perasa. Selanjutnya daging yang gurih dan telur di dalamnya berpadu jadi satu. Salah
satu inovasi terbaik! Konon, ekkado ini berarti hadiah yang berisi uang yang
membawa kebahagiaan pada orang yang diberi. Kalau begitu ini nama pas dan wajib
dicoba!
Kado hangat untuk terkasih. (Dok. Pribadi)
Garing di luar. Lembut di dalam. (Dok. Pribadi)
3. Takoyaki
Iya, saya tahu. Takoyaki
itu banyak di mana-mana. Aku pun udah sering mencicipi mulai dari pedagang kaki
lima hingga yang biasa di mal-mal kota besar. Bola-bola berisi potongan daging
gurita ini memiliki pangsanya sendiri. Namun, sangat sulit mencari takoyaki
yang nyaman di mulut. Nah, aku menemukannya di HokBen. Takoyaki yang ada di
sini mudah sekali digigit. Rasa tepung yang jadi adonannya tak lagi terasa. Asin
pada adonannya pun pas. Daging gurita yang jadi isian pun kenyal dan terasa. Perfect! Dan juga taburan katsuobushi dan
saus cokelat kentalnya bikin gak enek dimakan. Two thumbs up!
Bulatan-bulatan kasih. (Dok. Pribadi)
Biasa tapi tidak biasa. (Dok. Pribadi)
4. Sukiyaki
Biasanya kita
menyantap sukiyaki di restoran keluarga. Namun jangan salah. Di restoran cepat
saji pun kita bisa menikmatinya. Sukiyaki di HokBen berbeda dengan sukiyaki
kebanyakan. Yang mencolok tentu warna kuahnya yang cokelat kehitaman. Rasanya juga
manis dan gurih—mirip saus teriyaki. Tapi yang menarik tentu isi dalamnya mulai
dari tahu, daging yang berlimpah, sayur yang memenuhi wadah, dan mi yang
terbuat dari jamur siratake! Ya, kalian nggak salah baca. Tahu kan kalau olahan
jamur siratake ini memiliki kandungan gizi yang baik dan sering digunakan
sebagai makan nutrisi orang-orang yang lagi diet? Sekarang gak perlu
mahal-mahal. Sukiyaki HokBen jawabannya. Belum lagi kandungan tanpa penyedap
artifisial itu bikin sehat bagi yang memakannya. Nggak ada alasan buat nggak
mencoba!
Siapa bilang makanan fast food nggak sehat? LOOK AT THIS! (Dok. Pribadi)
Daging sapi berlimpah dengan rasa yang pas! (Dok. Pribadi)
5. Chicken Tofu Soup
Salah satu favoritku.
Bagi masyarakat Palembang yang nggak asing dengan model—makanan khas Palembang
dengan daging ikan dan tahu disiram kuah udang—mungkin makanan ini akan cocok
bagi kalian. Disajikan hangat, dua porsi besar tahu yang diberi adonan daging
ayam ini bikin segar dan menghangatkan badan. Rasanya juga light dengan bumbu yang nggak terlalu nendang. Cocok buat yang
pengin makan ringan namun tetap berisi dan bikin kenyang!
Kaldu yang gurih ditambah tahu yang gede. Bikin kenyang! (Dok. Pribadi)
DIULANGI. Kaldu yang gurih ditambah tahu yang gede. Bikin kenyang! (Dok. Pribadi)
Sejujurnya daftar ini
sulit dipilih sebab sebagai penyuka makanan Jepang, semua makanan yang
diberikan oleh HokBen begitu otentik namun tetap sesuai dengan lidah orang
Indonesia. Pilihan menunya pun adalah menu-menu yang populr dan mudah dimakan. Minuman
yang ada mulai dari jus hingga es sarang burung juga lengkap. Aku belum
mencicipi semuanya secara langsung namun ini adalah daftar yang mungkin bisa
kalian coba juga. Bimo approved!
Tori No Eba. Salah satu signature dish selain Ekkado. (Dok. Pribadi)
Siapa yang doyan tempura? (Dok. Pribadi)
Yakiniku yang gurih cocok buat yang hobi daging yang sedikit asin. (Dok. Pribadi)
Bawang bombay menambah rasa manis karena terkaramelisasi. (Dok. Pribadi)
Goreng-goreng garing. (Dok. Pribadi)
Ada bento untuk anak juga. Hadiah kereta Shinkansen! (Dok. Pribadi)
Ekkado lagi. lagi. lagi. (Dok. Pribadi)
Melon yang menggoda. (Dok. Pribadi)
Jeruk yang segar menggelegar. (Dok. Pribadi)
Makan makanan Jepang enak? Hokben aja! (Dok. Pribadi)
Rasa itulah yang sama
seperti yang kurasakan saat pertama kali mencicipi. Rasa nasi khas HokBen yang
bisa mudah dimakan dengan sumpit, salad kubis dan wortel segar dengan mayonais,
serta gorengan ebi dan teriyaki bikin memoriku jadi balik lagi. Mungkin benar
kata orang, di setiap masakan ada kenangan yang tinggal. Dan kali ini
kenanganku saat pembukaan Asian Games 2018 lalu ada di sekotak bento HokBen. Love!
Tahu nggak apa yang
paling sulit dari cinta? Bukan diungkapkan, namun menjadikannya nyata. Bagiku,
cinta adalah hal yang abstrak. Dan untuk mewujudkannya jadi sesuatu yang riil,
maka kita melakukannya dengan tindakan.
Ibu Kartina memberikan penjelasan tentang CSR HokBen (Dok. Pribadi)
Nah, ada satu kegiatan
yang menarik perhatianku di acara peluncuran HokBen di Palembang ini yaitu
kegiatan donor darah. Biasanya, bila ada peluncuran gerai yang aku datangi,
sangat jarang ada kegiatan seperti ini. Dengan menggandeng Palang Merah
Indonesia Kota Palembang, acara ini diadakan di lantai 2 Palembang Icon, dekat
dengan gerai HokBen. Semunya dapat berpartisipasi. Ibu Kartina yang bertindak sebagai Kepala Divisi Komunikasi HokBen menuturkan kepada kami bahwa kegiatan donor darah ini
merupakan bagian dari CSR yang telah dilakukan oleh HokBen lebih dari 15 tahun!
Donor darah ini adalah bagian dari pilar utama Hokben Berbagi Bersama. Pada pilar
berbagi bersama ini ada pula berbuka puasa bersama yang rutin dilakukan di
bulan Ramadan.
Meja registrasi yang tak henti sibuk. (Dok. Pribadi)
Beragam orang dari beragam latar belakang turut ikut berbagi. (Dok. Pribadi)
Semua sudah siap menanti donor darah. (Dok. Pribadi)
Darah untuk sesama. (Dok. Pribadi)
Selain itu ada pilar
HokBen Cinta Pendidikan yang fokus memberikan bantuan dana bagi para pendidik,
anak didik, hingga infrastruktur pendidikan. Dan aku baru tahu kalau pada
peresmian HokBen di Palembang, pihak HokBen memberikan bantuan dana pendidikan
ke PA Mahabbatul Ummi. Lewat slogan CSR HokBen Share to Love, Love to Share, HokBen senantiasa konsisten memberikan
kembali cinta yang diberikan oleh masyarakat dengan kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat sekitar. Cinta yang nyata! Gak sekadar bualan.
Slogan CSR HokBen. (Dok. Pribadi)
Secara garis besar,
kegiatan peresmian gerai HokBen di Palembang adalah kegiatan yang seru. Pembukaan
gerai ini mengatasi dahagaku atas makanan Jepang yang enak dan berkualitas.
Dengan adaya HokBen ini, aku nggak lagi kepunan.
Kalian sudah
mencicipi? Kalau belum, segera ke HokBen yang ada di Palembang Icon Lt. 2, ya. Masih
ada banyak promosi dan produk gratis yang bisa kalian dapatkan hingga 31
Oktober 2019 nanti! Peh ke HokBen, Lor!
Ingin tahu keseruan
acara peresmian kemarin, sila liat vlog-ku di bawah ini ya!
Tidak ada komentar
Posting Komentar