Lebaran emang udah selesai, tapi nuansa kemenangan yang
baik masih terasa di berbagai kegiatan. Boleh jadi semua sudah rutin masuk
kerja, kembali ke kehidupan masing-masing, namun semangat Ramadan kemarin masih
terus menggema.
Nah, itulah yang saya rasakan
sekarang. Meski Ramadan telah pergi, namun satu hal yang selalu bikin kangen
menunggu ia kembali: makanan. Di Palembang sendiri, makanan udah tentu jadi
bagian paling signifikan saat berbuka. Yang terkenal tentu pempek. Banyak yang
bilang bahwa buka puasa tanpa pempek ibarat sayur asam tanpa garam: hambar.
Pempek sudah jadi makanan sehari-hari yang bisa dinikmati setiap waktu.
Namun, tahu nggak kalau Palembang
tidak melulu soal Pempek. Saat Ramadhan, banyak kuliner khas Palembang yang
bila sehari-hari langka ditemui sehari-hari, malah berbondong-bondong muncul di
pasar-pasar bedug. Mau tahu apa aja?
1. Ragit
Ragit adalah panganan khas
Palembang yang bentuknya mirip dengan roti jala. Terbuat dari adonan terigu,
telur, dan garam yang kemudian disiram sedikit demi sedikit hingga berbentuk
jala di wajan yang panas. Ragit biasanya disantap dengan kuah kari yang terdiri
dari kentang maupun daging. Perpaduan rasa gurih dari ragit ditambah kuah yang
kental bikin ragit amat enak disantap saat berbuka.
2. Lakso
Jika ditanya mi apa yang paling terkenal di Palembang, banyak
yang pasti menjawab Mi Celor. Namun, tahukah kalian ada satu jenis mi lagi yang
jadi panganan khas bagi Palembang? Lakso, mi kenyal yang terbuat dari tepung
beras inilah namanya. Sekilas, namanya amat
mirip dengan Laksa, makanan khas Singapura. Namun, keduanya berbeda.
Lakso adalah adonan mi putih yang disiram kuh kental berwana kuning. Kuahnya mirip
kuah opor namun ditambah dengan ikan sebagai penyedap. Lakso amat enak disantap
selagi hangat. Top!
3. Burgo
Serupa namun tidak sama. Burgo
seringkali diidentifikasi sebagai Lakso yang berbentuk dadar yang digulung.
Persamaannya tak hanya dari warna adonan yang putih bersih, namun juga kuahnya
yang kuning dan bersantan. Bedanya, kuningnya kuah burgo tak sekuning kuah
lakso. Burgo juga terbuat dari tepung beras yang didadar di wajan kemudian
digulung. Saat hendak dimakan, burgo diiris kasar dan ditambah potongan telur
rebus dan cabai. Nikmat!
4. Kue Gandus
Kudapan tradisional Palembang ini
memiliki banyak nama: kue talam. Namun, jika kue talam terkenal sebagai
mkudapan nasional yang manis, kue gandus seperti anti-hero-nya. Kue gandus
terbuat dari tepung beras, santan, dan daun pandan kemudian dibentuk sedemikian
rupa di loyang kotak atau dimasukkan ke cetakan yang berbentuk mangkok. Yang
membuatnya istimewa adalah toping yang tersedia di atasnya. Ada udang ebi,
seledri, dan cabai merah. Beberapa memasukkan bawang goreng di atasnya. Rasanya
itu lembut ketika digigit. Toping di atasnya memberikan rasa yang gurih. Kue
Gandus sudah banyak ditemui sebagai makanan ringan saat rapat di hotel-hotel
maupun dijual di tempat makanan pagi. Tapi, menyantapnya ketika berbuka puasa
men=mberikan sensasi yang lain. Jika berkunjung ke Palembang, pastikan untuk
mencobanya, ya!
Nah, itulah keempat makanan yang dapat kalian coba ketika kebetulan
berkunjung ke Palembamg saat Ramadhan tiba. Kapan lagi cobain makanan khas yang
nggak terbuat dari ikan!
Salam!
Tidak ada komentar
Posting Komentar