Bagaimana sih rasanya berkumpul bersama
dengan teman-teman sebangsa setanah air dari sabang sampai merauke dalam satu
ruangan? Pastinya ada perasaan excited
sekaligus deg-degan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.
Hal inilah yang dirasakan ketika baru saja menginjakkan kaki di bandara
Soekarno Hatta kemarin (15/8/2018). Enam puluh delapan orang yang mewakili
Indonesia dari ujung barat hingga ujung timur tumpah ruah di sana. Semua
berkumpul karena satu hal: Writingthon Asian Games 2018.
WRITINGTHON
ASIAN GAMES: TANTANGAN MARATHON MENULIS TENTANG ASIAN GAMES 2018
Gelora
kemeriahan Asian Games 2018 yang terjadi di Indonesia terjadi di berbagai titik
dan lapisan masyarakat. Berbagai jenis kegiatan diciptakan dalam upaya untuk
menyalurkan energy of asia yang
terangkum dalam kegiatan spektakuler Asian Games ke-18. Dunia tulis menulis
juga tidak luput dari semangat untuk menjadikan energi ini sebagai karya nyata
yang dapat dinikmati oleh banyak orang.
Dalam dunia
tulis menulis terdapat istilah menulis yang kekinian yang dikenal luas dengan Writingthon.
Writingthon sendiri merupakan gabungan unik dari dua kata, “Writing” (Menulis)
dan “Marathon”. Seperti sifat ‘Marathon’, yang merujuk pada ‘kecepatan’,
‘strategi’ dan ‘pencapaian tujuan’, para penulis dikumpulkan untuk mencapai
harapan untuk dapat menciptakan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan, dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan mengarahkan berbagai
strategi pencapaian.
Istilah Writingthon
ini kemudian dipergunakan dengan sangat baik oleh panitia penyelenggara Asian
Games 2018 di Indonesia melalui kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo), Bitread Publishing dan Indonesiabaik.id. Kerja sama
ini mengupayakan pertemuan universal dan
divergent dari dua kategori penulis,
yaitu pelajar/mahasiswa dan bloger yang datang dari 34 provinsi di seluruh
Indonesia. Pertemuan ini diarahkan pada satu titik kegiatan menulis marathon
“Writingthon” dengan tema Asian Games 2018. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 15-19 Agustus 2018 di Jakarta.
Kegiatan Writingthon
Asian Games 2018 ini bertujuan untuk menciptakan karya berupa tulisan yang
dikerjakan secara individual atau berkelompok dengan menggabungkan variasi
kemampuan menulis dari masing-masing peserta. Kegiatan ini semakin unik karena
masing-masing peserta harus mengerjakan sebuah karya tulisan dengan
menggabungkan gaya tulisan, latar belakang peserta yang juga sangat beragam.
Tantangan untuk menciptakan sebuah karya dari keberagaman ini seolah-olah
berupaya untuk menghancurkan dinding-dinding perbedaan untuk melahirkan
kesatuan yang universal Indonesia untuk Asian Games 2018. Indonesia untuk
dunia, Indonesia untuk Asian Games 2018.
Nah, setelah melalui proses yang
panjang, terpilihlah 34 orang bloger dan 34 orang pelajar/mahasiswa untuk
mewakili daerahnya dalam gelaran Wrtingthon. Sebagai apresiasi, para pemenang
diundang untuk menulis langsung secara maraton di Jakarta. Para pemenang yang
terdiri dari pelajar dan mahasiswa berkumpul bersama. Hari Rabu, satu per satu
peserta sudah mulai hadir di Jakarta. Banyak wajah-wajah baru yang terlihat.
Tak jarang ada pula wajah-wajah lama yang bersua. Namun dari mata para peserta,
gelora semangat Asian Games ke-18 sudah mulai membara.
Selama di bandara pun,nama-nama yang ada
di kontak telepon mulai menjelma menjadi wajah-wajah yang menunjukkan ekspresi
yang sama: gembira. Beberapa pun saling menyapa. Beberapa yang lain malah sudah
ngobrol panjang lebar. Keakraban mulai terjalin sejak menginjakkan kaki di Jakarta.
Kesamaan visi dan misi untuk Writingthon membuat keakraban sudah mulai
terjalin. Kecanggungan meleleh seperti es yang ditaruh di cuaca terik.
Salah satu peserta memberikan pengalamannya. (Dok. Bimo) |
Setelah menunggu lama di bandara,
perjalanan dilanjutkan ke hotel Millenium, tempat acara diselenggarakan. Para
peserta pun diberikan kunci kamar dan beristirahat sejenak sebelum acara
dimulai. Malam harinya, setelah makan malah, acara Writingthon resmi dibuka. Di
sesi perkenalan, banyak kisah unik yang diceritakan oleh peserta. Ada yang
jauh-jauh datang dari Filipina untuk ikut kegiatan ini. Ada pula yang rela
mengorbankan yudisumnya agar bisa ikut Writingthon. Keberagaman sebagai warga
Indonesia membuat kami kagum. Kisah-kisah yang keluar berhasil membuat bulu
kuduk berdiri hingga tanpa sadar sudut-sudut bibir mulai terangkat. Beberapa
saat yang lain deru tawa terdengar. Semua berkumpul bersama di sini demi
membuktikan dukungan untuk Asian Games 2018.
BENTUK DUKUNG BERSAMA MASYARAKAT INDONESIA
Semarak Asian
Games tentu tidak hanya terjadi di daerah-daerah tuan rumah saja. Bahkan,
setiap provinsi di Indonesia mempunyai cara unik tersendiri untuk ikut
menyemarakkan ajang bergengsi di Asia ini. Bukan sekedar melihat dari
media-media sosial maupun berita-berita televisi, kami bahkan telah merasakan sendiri bagaimana
semangat dan antusias teman-teman dari seluruh Indonesia mulai dari Sabang
sampai Merauke, melihat sendiri bagaimana bentuk dukungan mereka dari setiap
perwakilan provinsi di Indonesia.
Sebagai contoh
provinsi Sumatra Selatan dengan semangat Sriwijayanya yang tak pernah luntur
sampai sekarang dengan siap menyelenggarakan gelaran Asian Games. Infrastruktur-infrastruktur
dibangun dengan serius. Pernak pernik khas Asian Games sudah terlihat di
berbagai sudut kota. Di Kalimantan, atlet bela dirinya yang telah melewati seleksi
ketat dikirimkan ke ajang ini. Jawa Tengah dengan Api Abadi Mrapen Grobongannya
mengambil peran sebagai api obor Asian Games, dan Bengkulu dengan semangat
45-nya juga dengan iklan-iklan pendukungnya tentu semakin menambah semarak dan
semangat untuk mendukung kelancaran ajang Asian Games ini. Banyak provinsi lain
yang memberikan dukungan serupa. Kampung-kampung Asian Games, bahkan hingga
daerah-daerah yang dilewati obor pun bersuka cita. Hal ini sebagai upaya untuk
membuat atmosfer Asian Games terdengar di seluruh Indonesia agar Asian Games
sukses tergelar.
Dukungan dari Palangkaraya (Dok. Maria) |
Aroma Asian Games Terasa di Jakarta (Dok. Bimo) |
Ornamen Khas Asian Games di Palembang (Dok. Bimo) |
ASIAN
GAMES 2018: PERISTIWA PENTING BANGSA INDONESIA
Asian Games tak hanya bicara tentang
kebanggaan negeri. Bagi tiap-tiap insan bangsa, ada hati yang dapat berbangga
dengan empat sukses yang dicanangkan gelaran ini: sukses penyelenggaraan,
sukses prestasi, sukses ekonomi, dan sukses administrasi. Di Yogyakarta, ada
seorang ibu yang hatinya senantiasa berdebar setiap lagu Asian Games
dilantunkan. Seakan terpisah hanya satu dekap jantung dengan sang putra, Prima
Wisnu, yang sedang sibuk pelatihan nasional dan tak lama lagi akan bersaing di ingar
bingar Jakarta. Kesuksesan prestasinya bisa jadi pelipur Nurhayati, sang ibu,
di tengah perjuangannya melawan kanker tulang. Terlebih dari negara, target
yang dibebankan pada putranya tak main-main: medali emas.
Menjadi bukti kasih cintanya kepada Ibu,
juga pada Panahan, dan Bangsa Indonesia, Ia yakin, ketika satu busur lawan yang
terakhir dilesatkan dan memperoleh angka 9, sedangkan busurnya meraih angka
sempurna di kesempatan terakhir, semesta sedang berkonspirasi bersama doa
ibunya dan restu Tuhan. Menunjukkan betapa kokohnya semangat juang Prima
seperti infrastruktur negeri yang begitu gencar dibangun pemerintah untuk
mendukung Asian Games.
Prima di Kick Andy (Dok. Ilham) |
Semangat Prima yang
begitu luar biasa, juga kita jalankan sebagai segenap bangsa. Tatapan maju ke
depan untuk negeri ini meyakinkan bahwa Indonesia sanggup menjadi tuan rumah
Asian Games, tak pernah diragukan sedikit pun. Padahal, Indonesia baru mulai
bersolek pasca Vietnam resmi mengundurkan diri sekitar tahun 2014. Itupun
dengan segala dinamika pergantian kepemimpinan antara Presiden SBY ke Presiden
Joko Widodo, lengkap dengan tantangan untuk menyamakan persepsi guna menyatukan
seluruh tenaga demi menggenggam empat sukses Indonesia di Asian Games. Tapi
bukti nyata di lapangan telah menunjukkan. Terbangunnya infrastruktur,
bergeloranya karnaval, dan kesiapan atlet yang atas izin Tuhan, akan berjuang
sepenuhnya demi Merah Putih. Di Writingthon sendiri, para peserta punya
kewajiban untuk mendukung Asian Games lewat tulisan kami dengan semangat juang
yang sama!
Asian Games 2018 bukan hanya ajang untuk
olahraga. Lewat kegiatan ini, seluruh dukungan dari seluruh penjuru tanah air
bergema. Cerita-cerita terdengar riang. Dan Writingthon ini, putra putri bangsa
Indonesia diberi tugas untuk membuktikan dukungan secara langsung. Dan di
Writingthon ini, kita jadi tahu, sekalipun
dengan ragam budaya, adat, dan kebiasaan yang berbeda-beda, hal itu tak menghalangi
kami untuk berbaur, bersatu, juga bergabung menyatukan dukungan untuk
Indonesia.
Kotributor:
Salma Afifah (Pelajar/Mahasiswa)
Maria Frani Ayu Andari Dias (Bloger)
Ilham Dary (Pelajar/Mahasiswa)
Bimo Rafandha (Bloger)
Kerennnn!!!
BalasHapus