Jumlah Halaman : 356 Halaman
Blurb :
“Yang ia tahu, saat bersama dengan laki-laki itu, ia tak perlu bersikap sok tegar, sok kuat, sok bisa, dan segala macam sok lainnya. Ia senang karena bisa menangis tanpa beban dan bertingkah konyol di depannya.”
***
Kedai ramyeon mempertemukan Shim Jangwoo pada Geum Janhwa, nona pemilik kedai. Dan, hujan malam itu memaksa Jangwoo untuk menemuinya lagi, untuk mengembalikan payung sang nona.
Sebuah kebetulan yang manis. Jangwoo yang tadinya penyanyi di klub malam malah banting setir menjadi pelayan di sana. Tidak hanya belajar membuat mi yang lezat, Jangwoo pun merasa perlu memahami karakter bosnya yang unik, juga gigih itu. Hingga, Jangwoo akhirnya tahu bahwa sosok sang bos ternyata memiliki keterkaitan dengan masa kecilnya.
Namun, sebuah peristiwa di apartemen Janhwa melempar Jangwoo pada posisi sulit. Ia dituduh sebagai otak pencurian dokumen penting milik Janhwa. Sayangnya, Janhwa memilih untuk tidak mempercayai Jangwoo. Dalam kondisi tak berdaya, Park Woohyun, laki-laki yang disukai Janhwa, memberi Jangwoo bantuan. Sebuah bantuan bersyarat yang menyusahkan Jangwoo.
Blurb :
“Yang ia tahu, saat bersama dengan laki-laki itu, ia tak perlu bersikap sok tegar, sok kuat, sok bisa, dan segala macam sok lainnya. Ia senang karena bisa menangis tanpa beban dan bertingkah konyol di depannya.”
***
Kedai ramyeon mempertemukan Shim Jangwoo pada Geum Janhwa, nona pemilik kedai. Dan, hujan malam itu memaksa Jangwoo untuk menemuinya lagi, untuk mengembalikan payung sang nona.
Sebuah kebetulan yang manis. Jangwoo yang tadinya penyanyi di klub malam malah banting setir menjadi pelayan di sana. Tidak hanya belajar membuat mi yang lezat, Jangwoo pun merasa perlu memahami karakter bosnya yang unik, juga gigih itu. Hingga, Jangwoo akhirnya tahu bahwa sosok sang bos ternyata memiliki keterkaitan dengan masa kecilnya.
Namun, sebuah peristiwa di apartemen Janhwa melempar Jangwoo pada posisi sulit. Ia dituduh sebagai otak pencurian dokumen penting milik Janhwa. Sayangnya, Janhwa memilih untuk tidak mempercayai Jangwoo. Dalam kondisi tak berdaya, Park Woohyun, laki-laki yang disukai Janhwa, memberi Jangwoo bantuan. Sebuah bantuan bersyarat yang menyusahkan Jangwoo.
***
Akhirnya... Kesampaian buat review buku ini. ^^ Terima kasih kak Linda yang udah kasih buku ini (plus kata-kata penyemangatnya di halaman awal). Akhirnya novel ini lahir juga. :p ^^
Hujanlah lain hari menyajikan kisah manis Jangwoo dan Janhwa. Keduanya bertemu saat kecil karena ayah mereka yang berteman baik. Namun, tahun berlalu, banyak sekali yang telah berubah. Jangwoo membenci hujan, Janhwa menjadi gadis yang tertutup. Bermula dari sebuah kedai ramyun milih Janhwa, akhirnya mereka bertemu kembali. Perlahan namun pasti, Jangwoo mulai masuk ke dalam kehidupan Janghwa. Di lain sisi, terdapat Park Woohyun yang menjadi oppa bagi Janhwa. Bagaimana kisah selanjutnya? Temukan di dalam novel manis ini. ^^
Pernahkah kalian membayangkan saat membaca sebuah buku, tokoh-tokohnya berada dalam imajinasi kalian itu keluar dan ceritanya menjadi serupa film imajiner yang sedang kita tonton?
Begitulah perasaanku ketika membaca novel ini. Serupa menonton drama korea dengan 16 episode. :p Terlebih lagi, penggambaran karakternya sengaja dimirip-miripkan dengan artis korea sehingga kita mendapatkan gambaran utuh tentang karakter tersebut.
Dari segi cerita, Hujanlah Lain Hari mengusung ide yang sebenarnya biasa: tentang dua anak kecil yang bertemu dan masing masing membawa luka masa lalu kemudian bertemu kembali di dalam suasana yang tak terduga. Tampak biasa, bukan? Akan tetapi, dengan ide yang biasa tersebut, narasi yang detil dan dialog yang nggak bertele-tele ditambah efek Korea diramu menjadi sesuatu bacaan yang sedap sekali.
Karakternya berkembang (walaupun nggak terlalu signifikan menurutku) mengikuti jalan cerita yang ditampilkan. Akan tetapi, pendalaman karakternya menurutku agak kurang. Masa lalu Jangwoo yang sedemikian ribet itu hanya diwakili dengan rasa sakit kepala saat hujan datang. Menurutku, efek psikologis yang diterimanya harusnya sangat besar dan mempengaruhi kehidupannya sampai dewasa. Kalau hanya digambarkan sakit kepala, hmm, terasa sia-sia saja masa lalu yang udah keren itu. :p
Karakter dari Janhwa sendiri aku lihat juga nggak terlalu dalam. Ia dikisahkan memiliki adik dan terjadi sesuatu. Akan tetapi, aku nggak merasa kehilangan itu. Kegalauannya juga nggak terasa. Jadi kayak ada yang berjarak. Karakter yang menonjol dan nggak terduga menurutku malah Park Woohyun. Aku suka dengan karakter ini karena setiap tindakan yang dia lakukan ada alasannya tersendiri. ^^
Dengan tebal 300 halaman lebih, novel ini juga terasa begitu panjang. Aku merasa bagian adik Janhwa (meskipun ini salah satu alasan mendekatkan Janhwa dan Jangwoo) nggak terlalu memberikan efek yang besar di jalan ceritanya. Menurutku, ya. :p Satu lagi, dengan tagline kedai ramyun, aku sih membayangkan ceritanya akan berpusat di dalam kedai itu, cara membuatnya, pelayanan tokohnya. Tapi, setting itu nggak terlalu tergali.
Yang menambah nilai plus lagi, novel ini banyak pesan moral yang tersirat. Membacanya kayak kita diberi cerita yang nggak sia-sia. Kita bisa mendapat pelajaran hidup melalui cerita tokoh-tokohnya. Ending yang diberikan, walaupun tertebak, tapi tetap sangat manis. (psst ada teru-teru bozu terbalik!) :")
Secara keseluruhan, aku suka novel ini. Walaupun ada typo-nya tapi tetap jadi bacaan yang menarik. Suka drama korea? Novel ini bisa jadi pilihan yang sangat baik.
3.5 of 5 stars. :D
Tidak ada komentar
Posting Komentar