"Kau percaya cinta pada pandangan pertama?"
Aku kenal dia, seorang laki-laki berkacamata dengan baju rapi datang membawa buku tebal tumpuk lima. Dia tergesa-gesa berlari hingga menabrakku yang sedang berjalan. Perawakan kami mirip, aku dengan rambut kepang dikucir dua, berkacamata minus tebal, baju rapi dengan kaus kaki yang tingginya hampir selutut. Tidak lupa sepatu yang telah disemir mengkilap tanpa ada noda sedikitpun. Kami berdua terpaku disini. Di depan sebuah gerbang yang seharusnya hari ini menjadi sekolah kami. Ya, kami berdua, siswa baru sekolah ini.
Dia menabrakku hingga membuatku terjatuh. Awalnya aku ingin marah, tapi tatapan itu. Tatapan yang membuat emosiku pun berubah. Dari emosi penuh amarah hingga gairah penuh gelora. Dadaku sesak, tampaknya jantungku memompa cepat darah ke seluruh tubuhku. Seketika aku tidak bisa berpikir. Aku terpesona dengan mata coklatnya serta tatapannya yang menyejukkan. Ah, aku ingin waktu berhenti disini.
"Kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya laki-laki itu.
"Emm.. Gak kenapa-napa kok. Kamu?" aku balik bertanya.
"Gapapa. Kalau ini mah biasa aja. Emm. Boleh aku minta sesuatu?"
Aku mengangguk.
"Bisa tolong kamu berdiri. Berat nih lama-lama ditimpa sama kamu." Katanya sambil tersenyum.
Seketika mukaku memerah lalu mulai beranjak. Lalu ku ambil tumpukan buku-buku itu lalu merapikannya. Dia berdiri lalu menyodorkan tangannya di hadapanku.
"Aku Xeon. Nama kamu?"
"Aku Zia," Kataku mantap sambil menyambut tangannya.
Hanya seperti itu. Ya memang hanya seperti itu. Namun, wajahnya selalu membayangi diriku. Hingga saat ini. Aku tak kuasa melupakan tatapannya, senyumnya, dan wajahnya. Oh Tuhan, apakah aku jatuh cinta?
Tidak ada komentar
Posting Komentar